
Dunia seni peran saat ini tengah menjadi pusat perhatian para remaja. Tidak hanya seni memainkan peran saja, namun di balik itu semua ada yang lebih menarik. Proses pembuatan seni peran atau film ternyata jauh lebih menyenangkan bagi remaja. Cara mengambil gambar, proses memainkan kamera, proses editing bahan yang telah didapat, serta proses memilih pemain maupun membuat sebuah naskah film. Rasanya semua kegiatan tersebut, tidak asing lagi bagi siswa SMA Negeri 1 Turen. Kegiatan yang berkaitan dengan kamera dan pembuatan seni peran telah akran dengan mereka. Beberapa penghargaan juga telah diraih. Diantaranya yaitu juara 1 lomba Sinematografi dalam ajang SMA Award 2020 Jawa Pos tingkat Jawa Timur dan juara terbaik 1 kategori Film Pendek dalam ajang TANOS SMA 2022 tingkat nasional.
Untuk mendukung bakat minat siswa di bidang pembuatan film, maka sekolah beberapa waktu lalu mendatangkan narasumber yang ahli dalam bidang tersebut. Narasumber tersebut bernama Nur Iswahyudi, beliau merupakan salah satu mentor dalam program Double Track. Mas Is, panggilan akrab untuk beliau, mengatakan “Dunia film itu sangat unik, untuk pemula kayak siswa SMA yang penting jelek dulu, baru bisa belajar film. Soalnya kebanyakan siswa SMA itu kalau sudah menang lomba film langsung sombong, merasa paling bisa. Padahal kalau dilihat karyanya saja belum sampai tahap jelek. Kalau sudah sampai tahap jelek, barulah kita bisa memoles lebih baik lagi,” terang beliau saat mengisi pelatihan di SMAN 1 Turen beberapa waktu lalu.
Pelatihan pembuatan film yang diadakan di SMAN 1 Turen dilaksanakan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 6-8 September 2023 bertempat di Graha Srikandi. Kegiatan tersebut dibuka oleh Ibu Kepala Sekolah, yaitu Ibu Hj. Eny Retno Diwati, M.Pd. Peserta pelatihan film merupakan siswa yang tergabung dalam komunitas Miepra Creativa, sebuah komunitas siswa yang gemar dengan dunia film. Komunitas tersebut sudah terbentuk beberapa tahun lalu dengan pembinanya yaitu Pak Teguh Wibowo dan Pak Fery Irawan .
Para peserta pelatihan sangat antusias dengan kegiatan tersebut. Selama tiga hari mereka benar-benar menggali ilmu dengan sangat baik. Tidak hanya materi berupa teori, peserta pelatihan juga belajar cara pengambilan gambar, mendalami peran, proses membuat naskah dan editing film. Mas Is sendiri sangat santai dan lugas dalam memberikan materi. Pria kelahiran Ponorogo tersebut merupakan aktivis dalam bidang pengambilan gambar. Karyanya juga tidak perlu diragukan lagi. Beliau belajar dunia film secara otodidak. Meskipun begitu pengalamannya tidak perlu diragukan lagi. Beliau sering diundang menjadi pemateri film di beberapa sekolah serta masih aktif bekerja sama dalam projek pembuatan film. Mas Is juga pernah bekerja sama dengan sutradara dan aktor serta aktris Indonesia. Bahkan dalam pelatihan tersebut beliau sempat memutar karya film pendeknya bersama tim. Karya tersebut merupakan sebuah karya yang didanai oleh Kemenbud Ristek dan memiliki tema serta jalan cerita yang penuh makna.

Recent Comments